Maulid Nabi Kampus Amiki Banda Aceh 2016 dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW harus lebih kita maknai sebagai upaya untuk meningkatkan peran umat Islam menuju Islam yang rahmatan lil alamin, atau Islam yang memberi rahmat bagi semesta alam. Untuk itulah kita perlu membangun tatanan peradaban Islam yang peduli. Tatanan peradaban Islam yang menebarkan perdamaian. Tatanan peradaban Islam yang menebarkan keadilan dan toleransi,”
Pidato Direktur Amik Banda Aceh 2016 |
Pada hakikatnya, mempercayai kebenaran wahyu yang telah dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW dan mengikuti suri tauladan yang telah diberikan olehnya adalah
merupakan inti daripada Peringatan Maulud Nabi.
Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam Surat Al-Ahzab : 21 :
Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Disamping itu Allah menegaskan lagi dengan firmannya Surat Ali Imran ayat 31 :
Artinya :
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Memperingati maulid Nabi Muhammad saw
memiliki beberapa nilai dan makna, diantaranya: Pertama,
nilai spiritual. Setiap insan muslim akan mampu menumbuhkan dan menambah rasa
cinta pada beliau saw dengan maulid. Luapan kegembiraan terhadap kelahiran nabi
saw merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan kita terhadap Nabi
pembawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana surah Yunus; 58. Karena figur
teladan ini diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam (surah al-Anbiya’;
107). Kegembiraan Abu Jahal dengan kelahiran Nabi saw saja dapat mengurangi
siksa neraka yang ia cicipi tiap hari senin. Apalagi kegembiraan itu disertai
dengan keimanan. Dengan memperingati maulid, kita akan sendirinya ingat dengan
perintah bershalawat kepada Nabi saw. Allah swt dan malaikat pun telah memberi contoh
bagi kita dengan selalu bershalawat kepada beliau saw (surah al-Ahzab;56).
Kedua, nilai moral dapat dipetik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia
dalam kisah teladan Nabi Muhammad saw. Mempraktikan sifat-sifat terpuji yang
bersumber dari Nabi saw adalah salah satu tujuan dari diutusnya Nabi saw. Dalam
peringatan maulid Nabi saw, kita juga bisa mendapat nasehat dan pengarahan dari
ulama agar kita selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan agama.
Ketiga, nilai sosial. Memuliakan dan mem-berikan jamuan makanan para tamu,
terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majlis maulid sebagai
bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta. Hal ini sangat dianjurkan oleh
agama, karena memiliki nilai sosial yang tinggi (surah al-Insan;8-9).
Keempat, nilai persatuan akan terjalin dengan berkumpul bersama dalam rangka
bermaulid dan bershalawat maupun berdzikir. Diceritakan bahwa Shalahuddin
al-Ayubi mengumpulkan umat islam dikala itu untuk memperingati maulid Nabi saw.
Hal itu dilakukan oleh panglima islam ini bertujuan untuk mempersolid kekuatan
dan persatuan pasukan islam dalam menghadapi perang salib di zaman itu.
Semoga dengan memperingati Maulid
Baginda Nabi saw kita dapat memetik nilai-nilai positif.
1 komentar:
Asikkkkk,terbaikkk memang ckckck
ReplyPosting Komentar