Maulid Nabi Kampus Amiki Banda Aceh 1437 H

Maulid Nabi Kampus Amiki Banda Aceh 2016 dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW harus lebih kita maknai sebagai upaya untuk meningkatkan peran umat Islam menuju Islam yang rahmatan lil alamin, atau Islam yang memberi rahmat bagi semesta alam. Untuk itulah kita perlu membangun tatanan peradaban Islam yang peduli. Tatanan peradaban Islam yang menebarkan perdamaian. Tatanan peradaban Islam yang menebarkan keadilan dan toleransi,” 

Pidato Direktur Amik Banda Aceh 2016

Pada hakikatnya, mempercayai kebenaran wahyu yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan mengikuti suri tauladan yang telah diberikan olehnya adalah merupakan inti daripada Peringatan Maulud Nabi.

Dalam hal ini Allah telah berfirman  dalam Surat Al-Ahzab : 21 :

Artinya : 
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Disamping itu Allah menegaskan lagi dengan  firmannya Surat Ali Imran ayat 31 :

Artinya :
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Memperingati maulid Nabi Muhammad saw memiliki beberapa nilai dan makna, diantaranya: Pertama, nilai spiritual. Setiap insan muslim akan mampu menumbuhkan dan menambah rasa cinta pada beliau saw dengan maulid. Luapan kegembiraan terhadap kelahiran nabi saw merupakan bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan kita terhadap Nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana surah Yunus; 58. Karena figur teladan ini diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam (surah al-Anbiya’; 107). Kegembiraan Abu Jahal dengan kelahiran Nabi saw saja dapat mengurangi siksa neraka yang ia cicipi tiap hari senin. Apalagi kegembiraan itu disertai dengan keimanan. Dengan memperingati maulid, kita akan sendirinya ingat dengan perintah bershalawat kepada Nabi saw. Allah swt dan malaikat pun telah memberi contoh bagi kita dengan selalu bershalawat kepada beliau saw (surah al-Ahzab;56).
Kedua, nilai moral dapat dipetik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia dalam kisah teladan Nabi Muhammad saw. Mempraktikan sifat-sifat terpuji yang bersumber dari Nabi saw adalah salah satu tujuan dari diutusnya Nabi saw. Dalam peringatan maulid Nabi saw, kita juga bisa mendapat nasehat dan pengarahan dari ulama agar kita selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan agama.
Ketiga, nilai sosial. Memuliakan dan mem-berikan jamuan makanan para tamu, terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majlis maulid sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta. Hal ini sangat dianjurkan oleh agama, karena memiliki nilai sosial yang tinggi (surah al-Insan;8-9).
Keempat, nilai persatuan akan terjalin dengan berkumpul bersama dalam rangka bermaulid dan bershalawat  maupun berdzikir. Diceritakan bahwa Shalahuddin al-Ayubi mengumpulkan umat islam dikala itu untuk memperingati maulid Nabi saw. Hal itu dilakukan oleh panglima islam ini bertujuan untuk mempersolid kekuatan dan persatuan pasukan islam dalam menghadapi perang salib di zaman itu.
Semoga dengan memperingati Maulid Baginda Nabi saw kita dapat memetik nilai-nilai positif.
 
Makan kenduri Maulid Nabi Muhammad SAW

 






1 komentar:

Asikkkkk,terbaikkk memang ckckck

Reply

Posting Komentar